Selasa, 16 Juli 2013

Pacu Jalur - Kuansing


Pacu Jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kabupaten Kuantan Singingi  yang hingga sekarang masih ada dan berkembang di Propinsi Riau. Lomba dayung ini menggunakan perahu yang terbuat dari kayu gelondongan yang oleh masyarakat sekitar juga sering disebut jalur.

Perahu atau jalur, dahulu,
sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil bumi atau pun hasil hutan. Karena dahulunya sarana transportasi yang sering digunakan oleh masyarakat adalah sungai yang dikenal dengan nama Sungai Batang Kuantan. Kebiasaan menggunakan perahu inilah yang mungkin merupakan cikal bakal kegiatan Pacu Jalur.

Kayu gelondongan ini sengaja diambil dari hutan yang ada di wilayah Kuantan Singingi, bukan sembarang kayu yang bisa dipergunakan untuk jalur ini, sebelumnya tukang jalur atau orang yang ahli dalam membuat jalur ini pergi ke hutan untuk survey kayu, ada banyak kriteria kayu yang dijadikan sebagai jalur terutama besar (diameter) dan panjang kayu itu sendiri, setelah kayu ditemukan, kayu tersebut ditandai , setelah itu beberapa waktu kemudian dilakukan penebangan terhadap kayu tersebut yang tentu saja ada ritual tersendiri, ini filosifinya adalah menghormati dan minta izin kepada hutan belantara untuk mengambil kayu yang cukup besar, disini dapat kita ambil hikmahnya, menebang kayu sebatang saja nenek moyang kita pun masih banyak mempertimbangkan dan memperhatikan ekologi hutan itu sendiri.

Upacara adat khas daerah Kuansing ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 23—26 Agustus. Panjang perahu/jalur yang digunakan dalam lomba ini berkisar antara 25—40 meter dengan jumlah atlet 40—60 orang tiap perahu. Biasanya, festival ini diikuti oleh ratusan perahu dan melibatkan beribu-ribu atlet dayung, serta dikunjungi oleh ratusan ribu penonton baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Konon, kegiatan lomba dayung ini merupakan warisan budaya masyarakat Kuantan Singingi yang telah berlangsung sejak tahun 1900-an. 

Pada zaman penjajahan Belanda, Pacu Jalur juga dimanfaatkan oleh pemerintah Belanda untuk memeringati serta memeriahkan hari ulang tahun ratu mereka yang bernama Ratu Wilhelmina. Namun, semenjak Indonesia merdeka, Pacu Jalur berangsur-angsur dijadikan upacara khas untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada awalnya, kegiatan Pacu Jalur hanya diikuti oleh segelintir masyarakat di sekitar daerah Kuantan Singingi. 

Namun, dalam perkembangannya, kegiatan ini banyak mendapat perhatian dan simpati dari berbagai kawasan, terutama daerah-daerah kawasan Riau dan sekitarnya serta mancanegara. Oleh karena itu, saat ini festival Pacu Jalur tidak hanya milik masyarakat Kuantan Singingi saja, melainkan telah menjadi pesta rakyat milik masyarakat Riau dan bahkan milik seluruh masyarakat Indonesia, karena Pacu Jalur sudah dimasukkan kedalam agenda pariwisata nasional yang rutin dilakukan tiap tahun. Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke acara ini dapat menyaksikan kemeriahan festival yang merupakan hasil karya masyarakat Kuantan Singingi ini. 



Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun. Pendeknya, Pacu Jalur selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Masyarakat Kuantan Singingi dan sekitarnya tumpah ruah menyaksikan acara yang ditunggu-tunggu ini. Karena meriahnya acara ini, konon beredar cerita, bahwa sepasang suami istri harus rela bercerai jika salah satu pasangannya dilarang mendatangi acara tersebut. 

Selain sebagai event olahraga yang banyak menyedot perhatian masyarakat, festival Pacu Jalur juga mempunyai daya tarik magis tersendiri. Festival Pacu Jalur dalam wujudnya memang merupakan hasil budaya dan karya seni khas yang merupakan perpaduan antara unsur olahraga, seni, dan olah batin. Namun, masyarakat sekitar sangat percaya bahwa yang banyak menentukan kemenangan dalam perlombaan ini adalah olah batin dari pawang perahu atau dukun perahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
INFO WISATA DAN HOTEL DI INDONESIA Copyright © 2010 Blogger Template Sponsored by Trip and Travel Guide