Senang dengan wisata sejarah ..???
Kunjungi Makam Si Badang yang berada
di Pulau Buru yang masuk dalam wilayah Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan
Riau, Indonesia.
Makam ini diyakini sebagai tempat
peristirahatan terakhir seorang hulubalang kerajaan Riau Lingga bernama Badang
yang pada masanya dikenal gagah berani dan memiliki kesaktian tinggi.
Dari kota Buru, makam ini bisa
dicapai sekitar setengah jam, menggunakan sepeda motor. Para Tukang Ojek dengan
senang hati mengantarkan Anda Makam Si Badang.
Pada bagian depan makam ini terdapat
sebuah gapura yang bertuliskan “Situs Cagar Budaya Makam Badang Pulau Buru,”
gapura ini dicat warna kuning, sama persis dengan warna tempat makam si Badang
berada. Sementara bagian lis-nya, dibaluri warna hijau terang. Terlihat bersih,
rapi dan asri.
Berbagai literatur mencatat, si
Badang dulunya hanyalah seorang nelayan biasa yang kerap menangkap ikan dengan
lukah, alat penangkap ikan semacam bubu yang terbuat dari bambu. Satu hari,
lukahnya hampa alias tidak terisi satu ekor pun ikan.
Ia pun penasaran dan mencoba mencari
tahu mengapa lukahnya bisa kosong melompong seperti itu.Hingga pada suatu subuh
ia berhasil menangkap sesosok makhluk hitam berbadan tegap dan berbulu yang
tengah mengambil dan memakan ikan di dalam lukahnya.
Singkat cerita, pergumulan seru
terjadi dan akhirnya dimenangkan oleh si Badang. Merasa kalah, si makhluk hitam itu mengiba
sambil berkata “wahai manusia, lepaskanlah aku, aku akan kabulkan apapun
permintaan engkau”. Awalnya, si Badang tak percaya dan tetap saja mencengkeram
makhluk itu kuat-kuat sambil berpikir dalam hati “apa gerangan yang aku
minta?”.
Tiba-tiba si Badang pun berkata “aku
ingin jadi manusia kuat”. Makhluk itu pun mengiyakan dan sponan si Badang yang
semula biasa-biasa saja, berubah menjadi orang kuat. Nah, berbekal ilmu kuat
itulah, si Badang akhirnya mengikuti sayembara untuk menjadi hulubalang
kerajaan. Si Badang akhirnya tampil sebagai pemenang. Mulai saat itulah, Badang dijadikan pendekar oleh Raja Temasik pada abad ke 14.Ia pun lalu diangkat
menjadi panglima untuk mengawal kerajaan.
Sejak itu, si Badang berpindah ke
istana kerajaan. Namanya makin santer dikenal sebagai orang kuat dari Pulau
Buru.
Dalam buku yang berjudul An Anecdotal History of Old Times in Singapore 1819-1867 karya Charles Burto Buckley, yang menyatakan makam Badang terletak di muara sungai Singapura. Namun, sejarah melayu menyatakan makam pahlawan itu berada di pertengahan pulau Buru, sebuah pulau kecil di Kepulauan Riau yang sekarang sudah menjadi Provinsi Kepulauan Riau. Sebuah makam yang di katakan tempat Badang perkasa bersemedi, makam itu memiliki panjang hampir tiga meter , dengan nisan purba terletak didalam hutan rimba Pulau Buru yang bersebelahan dengan pulau Karimun Besar ( Kabupaten Karimun ).
Dalam buku yang berjudul An Anecdotal History of Old Times in Singapore 1819-1867 karya Charles Burto Buckley, yang menyatakan makam Badang terletak di muara sungai Singapura. Namun, sejarah melayu menyatakan makam pahlawan itu berada di pertengahan pulau Buru, sebuah pulau kecil di Kepulauan Riau yang sekarang sudah menjadi Provinsi Kepulauan Riau. Sebuah makam yang di katakan tempat Badang perkasa bersemedi, makam itu memiliki panjang hampir tiga meter , dengan nisan purba terletak didalam hutan rimba Pulau Buru yang bersebelahan dengan pulau Karimun Besar ( Kabupaten Karimun ).
Singkat cerita, makam si Badang ini
banyak diziarahi orang. Tidak saja warga Karimun tetapi juga dari daerah lain
termasuk mereka dari negeri tetangga Singapura dan Malaysia.
Uniknya, saat berziarah, Anda bakal
menemukan sebilah tongkat kayu yang digeletakkan di atas pusaranya.
Dengan
tongkat inilah biasanya orang melakukan ‘ritual’ mengukur panjang makam si
Badang.
Caranya cukup dengan merentangkan
kedua tangan mengikuti panjang tongkat. Lalu tongkat diletakkan ke posisi
antara nisan yang berada di bagian kepala dengan yang ada di bagian kaki.
Selang beberapa menit, tongkat
diambil kembali dan diukur dengan cara yang sama. Nah, saat mengukur panjang
tongkat inilah, orang kerap kali mendapati ukuran yang berbeda-beda. Ada yang
lebih dua jari, ada juga yang kurang hingga satu telapak tangan.
Kalau ternyata ukurannya berlebih,
bermakna si peziarah bakal mendapat berkah, rizki berlimpah dan umur yang
panjang. Sebaliknya kalau ukurannya berkurang, peruntungannya sempit dan
umurnya juga pendek. Nah, soal benar atau tidaknya, terpulang pada keyakinan
masing-masing.
Anda Penasaran
silakan datang ke Pulau Buru, Kabupaten Karimun. Provinsi Kepulauan
Riau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar