Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik
dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia
Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau
Samosir.
Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan
wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang, Berastagi dan Nias,
menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Legenda Danau Toba
Sudah menjadi tradisi setiap terjadinya suatu
tempat selalu saja ada cerita rakyat yang menyertainya tidak terkecuali Danau
Toba. Walaupun fakta ilmiahnya sudah diteliti tapi cerita-cerita legenda tetap
saja menjadi santapan yang menyenangkan
untuk di simak.
Konon danau tersebut berasal dari kutukan dewa.
Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang
petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak
luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal
lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih
hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di
sungai. “Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani
tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya
terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak
kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.
Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah.
Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan
menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. “Tunggu, aku jangan dimakan! Aku
akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.” Petani tersebut
terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang
ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah
wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. “Bermimpikah aku?,” gumam
petani.
“Jangan takut pak, aku juga manusia seperti
engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari
kutukan Dewata,” kata gadis itu. “Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk
menjadi istrimu,” kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk.
Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah
disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari
seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk
desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari
yang turun dari langit,” gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan
tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan
mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan
keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri,
dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha
petani. “Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! ” kata seseorang
kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka
tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan Petani dan istri
bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi
nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh
menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak
nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu
selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya
sendiri.
Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel
ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri
Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. “Ya, aku
akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!” kata Petani kepada
istrinya. “Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami
dan ayah yang baik,” puji Puteri kepada suaminya.
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya.
Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas
mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja.
Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya,
sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera
sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak
tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !,” umpat si Petani tanpa
sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika
itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas
injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin
deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi
dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau.
Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di
tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.
Pesta Danau Toba - Mutiara Wisata
Festival Danau Toba ((FDT) 2013 yaitu pada tanggal 8 sampai dengan 14 September 2013
Tahun ini, Event budaya danau toba yang dulu lebih dikenal dengan Pesta
Danau Toba ini, yang menjadi tuan rumah adalah Kabupaten Samosir, dan direncakaan
berpusat di Pantai Wisata Batu Hoda, Desa Cinta
Dame Kecamatan Simanindo, kawasan Tuktuksiadong/Bukit Beta, dan kawasan
Open Stage Pangururan, Pasir Putih Parbaba.
Fakta Ilmiah
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan
sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano
(gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan
Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang
dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan
2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2
minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina
sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran
debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada
beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan
ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi
manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut
menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang
kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba.
Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau
Samosir.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin
oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di
Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup
spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu
terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung
berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang
adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan
berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford
University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti
adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang
gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang
rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah
yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas,
ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano
purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan
bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah
yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan.
Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam
hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan
super gunung berapi Toba kala itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar